Ngomongin soal malem senin, biasanya sih
bikin bête. Bête ketika kita inget besok bakalan sekolah/kuliah/kerja. Bête ketika
kita sudah mengetahui rutinitas yang itu-itu saja. Malam senin.. oh malam
senin. Kau membuatku Ga to the Lau, alias galau (mulai alay).
Oke,
itu adalah sedikit cuplikan puisi mengenai malam senin. Dan taukah apa yang
terjadi di hari senin kali ini? Semua dosen dimatakuliah hari Senin tidak bisa
mengajar. “Horeee” Inilah momen yang
paling menyenangkan bagi mahasiswa yang senang menghabiskan waktunya untuk
bersenang-senang, berkumpul dan bermain bersama teman-teman.
Aulia,
Ita, dan Dika. Mereka bertiga adalah temenku yang paling cees banget deh. Kemana-mana
kita selalu bareng. Ada saja disetiap harinya kekonyolan yang mereka lakukan. Baik
direncanakan maupun tidak direncanakan. Kali ini kita main dikosan nya Dika. Seperti
biasa, sebelum kita ke kosannya Dika, dia selalu bilang “Aduh, kosanku
berantakan banget lo :’” Padahal kita udah bilang berkali-kali santai aja dan
biasa aja. Duh, Dika ini -_-
Karena kedatangan
kami, Dika terpaksa beres-beres kamarnya dulu sebelum kita masuk. Padahal
gausah diberesin juga gapapa -_- nanti juga kamarnya kita berantakin lagi. Hahaha
Setelah
Dika membereskan kamarnya, kitapun masuk dan menonton tv. Seperti biasa, kalo
jam 9an acara tv yang lumayan menghibur cuman FTV. Aulia, temenku yang satu ini
selalu cepet ngantuk dan tertidur dimana saja, kapan saja, dan dalam kondisi
apapun. Bahkan saat kuliahpun dia sering banget tidur -_-
Beberapa
menit kemudian Aul mulai tertidur. Aku, Dika, dan Ita kemudian membicarakan tentang
hilangnya pesawat Malaysia Airlines. Hilangnya pesawat itu menimbulkan banyak
kontrofersi. Ada yang mengatakan meledak, dibom, bahkan disangkut pautkan
dengan aksi terorisme. Kita pun asyik dengan topic tersebut hingga akhirnya
menjadi cerita yang seru dan menakutkan.
Tiba-tiba aku mendengar
suara orang merintih dipojokan kamar. Tapi aku tidak begitu menghiraukannya,
aku malah asik melanjutkan cerita Malaysia Airlines. Beberapa detik kemudian, aku
dan Dika mendengar suara rintihan itu lagi. Aku menoleh kearah belakang dan
mendengarkan suara itu lebih seksama. Dan benar, suara itu nyata, dan bersumber
dari aul yang sedang tertidur pulas. Karena suasana cerita yang menakutkan tadi,
aku langsung berpikir bahwa aul kesurupan.
Tanpa pikir
panjang aku langsung berdiri dan meninggalkan Aulia sendirian dikamar. Begitupun
Dika dan Ita. Kami mulai panik dan merasa takut. Tiba-tiba Ita baru inget bahwa
si Aul itu sering mengalami “Sleep
Paralysis” yaitu sebuah penyakit tertindih saat tidur. Gejala penyakit ini
adalah sulit bergerak ataupun berteriak seperti diganggu makhluk halus.
Sontak, Ita
langsung masuk ke kamar dan membangunkan Aul. Aul pun bangun dengan tampang
yang kelelahan dan kesal karena kita tinggalin. Sebenarnya Aul itu denger semua
pembicaraan kita, tapi dia gak bisa bergerak dan berteriak buat ngasih tau kita
kalo dia butuh pertolongan. Maafin kita aul, kita gak peka :’ hiks.
Hari
semakin siang, dan kami pun mulai lapar. Kekonyolan kita selanjutnya adalah
saat makan mie ayam ter-enak di Solo. Mie ayam ini juara kedua tingkat Nasional
loh :p Kalo kalian mahasiswa UNS, pasti tau. Kalo belum tau, mampir dulu ke
Solo dan cobain mie ayamnya. Hahaha (malah promosi)
Dika memesan Mie ayam Bakso. Sedangkan aku,
aul, dan ita memesan mie ayam jamur. Setelah selesai makan, kita mulai
ngobrol-ngobrol lagi. Diatas meja terdapat botol saos tomat, saos pedes,
sambel, garam, merica, dan cuka. Sasaran mereka saat itu adalah ‘cuka’. Aul memberi
tantangan untuk mencicipi cuka asli. Dan hanya aku sendiri yang berani menerima
tantangannya.
Dengan perlahan Aul
meneteskan cuka itu pada sebuah sendok. Aku mulai mengendus-endus bau cuka itu.
Akupun tidak begitu yakin. Dengan senang hati merekea menghitung mundur “3..2..1..”
daaan.. yap! Sekejap aku melahap cuka itu. Dan apa yang terjadi? Setetes cuka
itu membuatku mual. Aku langsung menghabiskan es teh temanku yang ada dimeja. Bau
cuka itu sangat aneh. Rasanya kecut seperti ketek.
The End.
The End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar