Kami
sedang berada di sebuah gedung bertingkat. Di dalam gedung bertingkat ini
terdapat lorong panjang yang dikiri dan kanannya banyak terdapat ruangan.
Suasana gedung sangat sunyi dan sepi. Sepertinya memang hanya ada kami berlima
yang berada di gedung ini.
Penerangan
lampu di setiap lorong dan ruangan sangat baik dan terang. Sehingga tidak
menimbulkan hawa menyeramkan bagi kami.
“Eh Mon, gimana kalo kita main clap and hide disini?” Usul si Cita.
“Wah boleh juga tuh. Gimana Mon?”
Saut si Dion.
“Ayo, siapa takut?” Aku menjawab.
Akhirnya
kami bermain clap and hide di gedung
ini. Sialnya, aku adalah orang pertama yang akan mencari mereka. Dengan keadaan
mata tertutup kain aku berusaha untuk menajamkan pendengaranku. Ketika aku
memanggil salah satu nama mereka, mereka harus menepuk tangan mereka satu kali agar
aku bisa menemukan keberadaan mereka tanpa harus melihat.
Sejauh
ini aku masih merasa baik-baik saja. Hingga sampai akhirnya aku mendengar suara
gaduh di salah satu ruangan gedung ini. Aku memutuskan untuk langsung menuju ke
ruangan itu, karena kupikir mereka semua berada di sana.
Setelah
aku membuka ruangan itu, suasana kembali sunyi. Ohhh kupikir mereka sengaja
untuk diam supaya tidak tertangkap olehku.
“Hei, kalian disini? Cita? Dion? Lisa?
Bimo? ” Aku bertanya.
“Please clap your hand” Aku berkata kepada teman-temanku.
Namun tidak
ada jawaban sama sekali. Tidak ada bunyi tepukan ataupun suara apapun yang
seharusnya aku dengar. Aku mulai panik dan mulai bertanya lagi.
“Hei kalian disini kan? Gak lucu
ya! Jangan bercanda. Cepet clap your hand!”
Aku berteriak dan mulai panik.
Namun tetap
tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya karena aku kesal, aku membuka penutup
mata dan melihat sekeliling ruang ini.
Dan benar-benar
tidak ada orang satupun di ruangan ini. Aku akhirnya keluar ruangan, dan
berlari keluar mencari teman-temanku.
Aku
benar-benar terkejut saat menemukan semua temanku berada di lantai atas gedung
ini.